Diawali dari sebuah
kekecewaan karena hasil panen buah tomat yang dihargai sangat rendah puluhan
tahun silam, timbul keinginan Sri Ngestiwati untuk mengolah hasil pertanian
buah tomat menjadi sebuah produk olahan yang bernilai jual lebih tinggi. Bahkan
kabarnya, kini menjadi oleh-oleh wajib jika anda berwisata di kawasan bandungan
kabupaten semarang - jawa tengah.
Seperti apa ? Simak
terus liputan berikut ini.
Sedih dan kecewa. Itulah
yang dialami oleh Sri Ngestiwati bersama suaminya Adiarso puluhan tahun silam,
saat di mana hasil panen buah tomat dari kebun miliknya sendiri, dihargai
sangat rendah oleh pasar. Alasannya, saat itu hasil panen buah tomat melimpah.
Dari situlah, Sri
Ngestiwati bertekad ingin membuat olahan berbahan dasar buah tomat, yang diberi
nama “TORAKUR”, “tomat rasa kurma”. Dan episode kali ini, Sri Ngestiwati akan
berbagi bagaimana cara membuat olahan buah tomat “TORAKUR”.
Untuk membuat TORAKUR,
langkah pertama adalah menyortir tomat. Para karyawan memilih tomat matang yang
buahnya utuh, mulus, dan berwarna merah pekat.
Buah tomat yang sudah
disortir kemudian ditusuk-tusuk menggunakan garpu lalu direndam selama 6 jam di
dalam larutan kapur sirih. Proses inilah yang nantinya membuat tomat tidak
terlalu lembek saat direbus.
Biji, adalah bagian buah
tomat yang tidak diperlukan, sehingga biji tersebut dibuang dan hanya
menyisakan bagian buahnya saja. Setelah semua buah tomat disisihkan dari
bijinya, mulailah tomat direbus dengan perbandingan setiap 5 kilogram
tomat membutuhkan 1 kilogram gula pasir.
Proses selanjutnya,
menjemur tomat yang sudah direbus di dalam kotak khusus seperti ini. Langkah
ini bertujuan mengurangi kadar air dalam buah tomat sehingga menjadi agak
kering, kenyal dan mudah dibentuk seperti kurma.
Setelah semua proses
selesai, jadilah kudapan tomat yang memiliki cita rasa dan tekstur seperti
kurma, sehingga pantas jika dinamakan “TORAKUR”. Tomat rasa kurma.
Atas usaha, ketekunan,
dan kerja keras Sri Ngestiwati mengolah hasil pertanian buah tomat selama ini,
sekarang ia sudah memiliki sejumlah outlet yang menjual TORAKUR dan beberapa
produk lokal bandungan. Pesananpun setiap bulan meningkat, apalagi di akhir
tahun dan saat bulan ramadhan, permintaan pasar paling banyak datang dari
wilayah jawa dan bali. Harganya bervariasi, dari mulai 20 ribu sampai 50 ribu
rupiah.
Dari usaha “TORAKUR”
milik Sri Ngestiwati, kita mengetahui, bahwa olahan dan inovasi produk,
merupakan kunci menaikkan nilai jual dari sekedar hasil panen yang melimpah.
Oleh karena itu,
diperlukan sinergi yang baik antara petani dan pengolah hasil pertanian.
Sehingga, saat harga hasil panen pertanian merosot karena panen yang
melimpah, para petani tidak merugi karena sudah memilki tempat dimana produk
tersebut diolah menjadi produk yang lebih bernilai.
Nantikan terus informasi
seputar dunia pertanian hanya di AGRO TV, sampai jumpa.